Berkelana ke India: Ladakh, Not Easy Plan A to Z
Rabu lewat tengah malam hujan turun begitu derasnya, terdengar guruh dan petir seperti menyuarakan langit yang tidak tenang sedang menggulung awan di atas sana. Tersirat dalam pikiran separuh sadar, kegelisahan akan penerbangan berikutnya yang pasti kacau dengan cuaca sedemikian. Hingga letih tubuh dan sayup suara AC menyadarkan saat ini saya sudah di Jakarta. Entah apakah ini yang dinamakan jetlag, atau hanya adaptasi kecil setelah melewati enam penerbangan dalam sembilan hari terakhir. Sebuah hasil dari euphoria awal tahun 2018 ketika tak sengaja kami mengetahui informasi tiket pesawat promo ke India.
Setelah tiket promo Jakarta-Delhi di tangan, kami dan tiga orang kawan pejalan mantap membayangkan bahwa kami akan tiba di India di awal musim semi. Setiap pilihan destinasi di India kami cermati. Golden Triangle, Srinagar, Ladakh, banyak sekali riset yang perlu dilakukan hingga akhirnya kami berhasil meramu final itinerary.
Beberapa blog dan website berikut ini sangat berguna dan menghindarkan kami dari halangan yang bisa secara signifikan membuat perjalanan ngga asyik.
www.devilonwheels.com ; www.vargiskhan.com ; www.bardiq.me ; www.omnduut.com
So, big thanks to all the writers. Dan semoga apa yang akan kami bagi di sini juga bisa memudahkan rekan-rekan pejalan lain yang berminat mengunjungi India, khususnya Ladakh.
Merangkum tahap perencanaan, berikut beberapa hal yang signifikan:
Visa India untuk WNI
Pengurusan Visa India untuk WNI sangat mudah. Walaupun bisa mendapatkan Visa on Arrival, tapi kami lebih merekomendasikan untuk mengurus e-visa dengan melakukan registrasi melalui website resmi pemerintah India ini: https://indianvisaonline.gov.in/evisa/registration.

Begini tampilan stamp verifikasi e-visa India di paspor
Untuk step by step e-Visa ini kami sangat terbantu dengan posting di blog www.omnduut.com yang sangat detil dan update. Dengan mengikuti panduan tersebut, Visa kami disetujui dalam 3 hari saja. Versi cetak dari konfirmasi persetujuan Visa (ETA – Electronic Travel Authorization) akan dicek di imigrasi ketika akan keluar Indonesia, saat transit, hingga verifikasi di imigrasi ketika akan masuk India.
The Right Route
Sepakat mengunjungi Ladakh sebagai destinasi utama, berikut adalah rute awal kami:
Delhi – Srinagar (by flight) – Road Trip to Leh (via Srinagar-Leh Highway / Manali – Leh Highway) – Road Trip to Nubra Valley, Pangong Tso, Tso Moriri – Delhi (by flight from Leh) – Agra & Jaipur (by taxi)
Rute tersebut tidak impossible, tapi memang ambisius untuk jumlah hari yang kami miliki. Kalau punya 12 hari di bulan Mei-September, rute tersebut sangat ideal! Namun karena kami hanya punya 9 hari total Jakarta-Jakarta; dari awal kami harus realistis pada kemungkinan untuk “melepaskan” Tso Moriri dan Jaipur. Dan hanya sesaat sebelum finalisasi pembelian tiket pesawat Delhi – Srinagar, kami menemukan informasi bahwa highway menuju Leh biasanya baru akan dibuka di awal April. Jalur tersebut akan tertutup salju ketika winter dan tidak memungkinkan untuk dilewati. Fix! Musim semi di lembah Kashmir (Srinagar) juga ternyata harus dikorbankan.
Ini adalah rute yang akhirnya kami jalani dan ternyata tetap asyik dan enjoyable:
Delhi –Leh (by flight) – Road Trip to Nubra Valley & Pangong Tso – Delhi (by flight from Leh) – Agra – Delhi
Suitable Attire vs Limited Baggage vs OOTD
Tiket promo yang kami beli tidak termasuk bagasi dan -demi berhemat- kami keukeuh untuk mencukupkan diri dengan batasan 7kg cabin baggage / orang. Harusnya bukan hal yang sulit kalau saja kami tidak perlu membekali diri dengan peralatan halau dingin yang ternyata wajib karena akhir Maret di Ladakh suhu terendah bisa mencapai -18°C. Walaupun merasa sudah terbiasa dengan hawa dingin ketika naik gunung, tapi sebagai makhluk tropis, informasi itu tentu saja membuat kami lumayan nervous.
Kami tentunya membawa beberapa peralatan menghalau dingin yang biasa kami pakai untuk naik gunung tropis dengan menambahkan beberapa benda spesifik untuk musim dingin. Kuncinya adalah menyesuaikan dengan pakem layering :
- base layer (bahan yang menyerap keringat, cenderung quick dry)
- soft shell (bahan polar, bersifat thermal; menyimpan panas tubuh)
- hard shell (bahan waterproof dan bersifat windbreaker)
Long John, bisa dipakai sebagai base layer sekaligus baju tidur. Bagian kepala, leher, dan telinga bisa menggunakan balaclava, beanie, dan shawl. Untuk alas kaki, semua sepakat menggunakan kaus kaki thermal dan hiking boots dengan bahan beragam dan waterproof.
Beginilah tampilan OOTD kami yang cukup maksimal dengan mix and match baju yang dibawa secukupnya karena keterbatasan bagasi.
[foogallery id=”1604″]
Antisipasi Accute Mountain Sickness (AMS)
Kami memastikan waktu aklimatisasi diselipkan di itinerary ambisius kami dan itu adalah keputusan yang tepat. Tiba di Bandara Leh yang berada di ketinggian 3,200an MDPL itu sama saja dengan tiba-tiba berada di puncak Gunung Lawu. Untuk beberapa hari kemudian, road trip Ladakh hanya akan membawa kami ke tempat yang lebih tinggi lagi. Salah satu dari kami dengan seketika mengalami gejala awal AMS dan untungnya pemilik Guesthouse langsung memberikan Diamox, obat penangkal AMS. Diamox ini memang agak sulit dibeli di Indonesia, ada baiknya hal pertama yang dilakukan ketika tiba di Leh adalah membeli Diamox di apotik terdekat.
Scary Scam
Mungkin bentuk-bentuk scam di India adalah umum ditemui oleh pendatang di Indonesia. Mengetahui beberapa cerita tentang ini, akhirnya kami memang merasa perlu untuk waspada. Salah satu antisipasi yang tidak kami sesali adalah melakukan pre-book taxi untuk keliling Delhi dan menuju Agra untuk mengunjungi Taj Mahal. Dari hasil browsing, kami terhubung dengan Satya Travel yang menawarkan layanan yang sesuai dengan kebutuhan kami dan harga yang masuk akal. Kami tidak perlu membayar apapun untuk booking fee, seluruh biaya bisa dibayar di Delhi langsung kepada driver yang menjemput kami di bandara. Selebihnya, di Ladakh perjalanan kami justru lebih terasa mengasyikkan karena menurut kami Ladakhi (sebutan untuk orang Ladakh) memiliki karakter yang lebih ramah dan jujur.
Kalau ada yang butuh kontak untuk akomodasi dan transportasi yang kami gunakan selama di India, sila hubungi kami melalui e-mail.
Keseruan pertama yang kami alami di awal perjalanan adalah tentang penerbangan. Simak cerita serunya di sini ya.